~~~•Melodi sang Dewi•~~~


  Aku mulai terdiam di sudut usang rumah. Menatap langit langit kayu lapuk dan lembab. Hari ini terasa hampa, kampung halaman yang dulunya sebagai pelipur lara sekarang menjadi Embun duka. Menatap kembali ke belakang menjadi hal yang mustahil bagiku.

                                                  ***

   Aku mendengar nyanyian syahdu memenuhi seisi rumah. Tangannya yang lembut penuh dengan kasih dan sayang menggendongku. Aku merasakan kehangatan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Matanya berbinar dan wajahnya berseri-seri ketika aku datang ke dunianya. 

  Andai di saat itu aku bisa berbicara aku akan berterima kasih atas nyawa yang ia pertaruhkan demi sang buah hati tercintanya. Seorang pria muda melihat lirih ke arah ku dengan tatapan manis dan tampannya. Menunjuk dan mengajakku bermain.

   Di saat itu juga aku hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil ketika dia menggelitik perutku. Tangannya yang sedikit kasar karena pekerjaan yang melelahkan membuktikan bahwa dia adalah seorang pekerja keras demi keluarga dan anak yang dia sayang.

  Ketika aku mulai belajar untuk berjalan, mereka sangat bangga dengan putri kecil mereka. Aku jatuh ke pelukan hangat ibu. Di saat itu aku melihat kerja keras dari seorang ibu yang tak pernah putus. 

  Mulai dari menjaga anak, menjual kue yang kadang uangnya tak seberapa. Itulah mengapa aku sangat bangga dengan perjuangan ibuku di saat itu. Tangisanku kadang memberhentikan pekerjaan sebentar. Malam yang panjang aku menangis di pangkuannya tak mau lepas.

  Adonan kue yang belum selesai, dan aku terus-terusan menangis tanpa henti. Kantung mata tampak di pinggiran kelopak matanya membuktikan bahwa dia sangat menyayangiku. Ayah yang hanya kerja sebagai nelayan ikan, hanya menghasilkan uang yang tak seberapa tapi bermakna.

  Di saat aku mulai beranjak dewasa, aku meninggalkan kampung halaman yang penuh dengan suka dan duka. Menimba ilmu dengan sungguh-sungguh demi seorang wanita dan pria yang ingin dibahagiakan. 

   Setelah 4 tahun tak mengabari kampung. Aku mendengar bahwa pria yang sudah menjadikan ku kuat dan hebat seperti sekarang telah pergi selamanya. Tak bisa berkata apa-apa aku langsung berlari dan mengejar bus untuk pulang ke kampung.

   Aku melihat tubuh yang kaku, wajah pucat dan tangan yang tak bisa menggendong putrinya itu lagi terbaring lesu di atas tikar anyam sederhana. Melihat pemakaman terakhir sang pahlawan hati tak tahan air mata sudah membasahi pelupuk mata. 

  Tetapi masih ada pelukan hangat Sang ibunda tercinta. Hati rasanya menjadi kuat kembali ketika dia menenangkan ku disaat langit runtuh dia bagaikan tameng kehidupan. Beberapa hari setelah kepergian sang pahlawan hati. Tugas kuliah mulai kembali berdatangan.

  Aku kembali menitipkan ibu dengan saudara terdekat. Bertahun-tahun aku menimba ilmu di kota orang yang tak tau kemana harus mengadu. Aku duduk termenung melihat langit, menunggu sidang skripsi yang tak tau kapan akan datang.

   Suara dering telepon terdengar, aku mengira bahwa kabar gembira akan datang ke kehidupanku. Ternyata tuhan telah mentakdirkan apa yang tak aku tau. Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan ku telah pergi menjumpai sang pahlawan hati ku di surga. 

  Aku berlari menuju terminal bus, air mata terus menetes hingga sampai ke depan pintu rumah kecil sederhana yang penuh dengan makna. Aku melihat wajahnya yang telah tertutup kain putih. Pucat dengan senyuman manis yang masih melekat pada wajahnya yang manis.

  Aku berlari kedalam dan memeluknya untuk terakhir kalinya. Tak dapat ku sangka ketika hatiku masih hancur dengan kejadian beberapa tahun lalu. Mengapa aku mendapatkannya lagi. Di pemakaman aku berteriak sambil berbicara.


“Ibuu……. Mengapa kau meninggalkanku sendiri di sini?”

                                                  ***

  Aku sampai ke dalam sudut rumah, menatap langit-langit yang sudah usang dan lapuk. Termenung mengenang masa kecil yang sangat indah dengan dia. Aku tak bisa mendengar nyanyian nya yang indah. Aku tak bisa merasakan pelukannya yang hangat. Aku tak bisa melihat wajahnya kembali.

  Aku menyesal meninggalkannya pergi ke kota. Penyesalan adalah akhir dari semuanya……..


Written by:

📝Riky Ananda


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA YANG TIDAK PERNAH KITA AKUI